Sabtu, 23 Mei 2009

Peran Seorang Wanita

Sejak dahulu tugas seorang ibu di Negara kita adalah mengurus rumah tangga dan membesarkan anak-anaknya. Ibu tidak dibebani oleh berbagai pekerjaan diluar rumah yang sifatnya berkaitan dengan menghidupi keluarga, mengurus urusan kemasyarakatan dan sebagainya. Urusan mencari nafkah dan urusan lainnya diluar rumah adalah kewajiban seorang Bapak atau kepala keluarga.

Sebagian masyarakat kita sampai sekarangpun masih ingin mempertahankan kedudukan kaum ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Dengan berbagai argument mereka tidak setuju kaum wanita bekerja diluar rumah untuk turut mencari nafkah. Menurut pandangan mereka mencari nafkah cukuplah kaum peria saja, dan kaum wanita tinggal di rumah mengasuh anak dan mengurus rumah tangga. Cukup tidaknya biaya hidup adalah kewajiban Bapak mencarinya dan kewajiban ibu mengaturnya supaya tidak kurang.

Tetapi pro dan kontra tentang peranan kaum wanita sudah lama berlangsung. Banyak pula yang menghendaki supaya ibupun berperan ganda. Disamping sebagai pengasuh anak, ibu turut bertanggung jawab terhadap perekonomian keluarga. Wanita supaya bisa mandiri, tidak terlalu bergantung kepada kaum Bapak. Potensi wanita memang memungkinkan bisa dimanfaatkan untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan yang lebih luas, berpartisipasi membangun Negara dan bangsa.

Tuntutan terhadap perubahan peran kaum ibu bukan saja datang dari kaum pria yang ingin dibantu, malahan tuntutan itu berawal dari kaum ibu sendiri, yaitu ingin mendapatkan persamaan derajat yang lebih dikenal dengan istilah emansipasi. Kaum wanita melalui pelopornya seperti R. A. Kartini, Raden Dewi Sartika dan lain-lain, merupakan pejuang emansipasi yang gigih. Sebenarnya perjuangan kaum wanita Indonesia untuk persamaan hak dengan kaum pria sudah berlangsung lama sebelum proklamasi kemerdekaan. Kita mengenal para pahlawan nasional yang sudah berjuang bersama-sama kaum pria dalam menentang penjajah seperti ; Tjut Nya Dien di Aceh, Cristina Tiahohu di Maluku dan masih banyak lagi yang lainnya. Mereka itu merupakan pejuang persamaan hak yang tercatat dalam sejarah bukan saja di Indonesia, tetapi di akui dunia.

Akibat pergeseran tugas kaum wanita, maka pekerjaan wanita sebagai ibu rumah tangga banyak yang terpaksa harus digantikan oleh orang lain, misalnya pembantu. Padahal sebetulnya ada beberapa pekerjaan , umpamanya mengurus anak, tidak mudah digantikan orang lain. Kasih saying seorang pembantu tentu tidak mungkin sama dengan kasih saying ibu.

Untuk itu seorang ibu yang terpaksa bekerja diluar rumah dituntut agar pandai mengatur waktu dan membina hubungan dengan anak-anak dan suami. Keterampilan ibu memanfaatkan waktu dan kemampuannya membina hubungan ini akan tampak dari lancarnya karir dan mulusnya urusan rumah tangga. Karena bagaimanapun seorang wanita tidak boleh meninggalkan kodratnya sebagai seorang ibu.

0 komentar:

photo

GlitterFly.com - Customize and Share your images