Minggu, 24 Mei 2009

Malu suap, bunuh diri



SEOUL, KOMPAS.com — Mantan Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun tidak dapat bertahan hidup setelah terjatuh saat melakukan pendakian gunung di wilayah asalnya Gimhae, Sabtu (23/5). Salah satu pejabat Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan yang tidak ingin disebutkan namanya menjelaskan, Roh Moo-hyun mengalami pendarahan parah di kepala dan mengembuskan napas terakhir saat dilarikan dari Gimhae ke sebuah rumah sakit di kota Busan, selatan Korea Selatan.

Mantan Presiden Korea Selatan (Korsel) Roh Moo-hyun, seorang reformis yang dipermalukan oleh skandal korupsi yang menodai citranya sebagai politisi “bersih”, terjun hingga menemui ajalnya ketika mendaki gunung di belakang rumahnya di pedesaan bagian selatan Korsel, kata pengacaranya. Dia tutup usia 62 tahun dengan meninggalkan sepucuk surat untuk keluarganya.

Roh mendaki gunung di desa Bongha ketika terjun ke jurang yang terjal sekitar pukul 06:40 waktu setempat Sabtu (23/5) atau sekitar (06:40 WIB) Sabtu, kata pengacara Moon Jae-in kepada para wartawan di kota Busan. Dalam sebuah catatan sebelum bunuh diri yang ditinggalkannya untuk keluarganya, Roh mengatakan hidup “sulit” dan meminta maaf karena dia membuat “terlalu banyak orang menderita,” demikian bunyi sebuah laporan televisi.

Dia dilarikan ke rumah sakit tempat dia dinyatakan meninggal akibat cedera di kepala sekitar pukul 09:30 waktu setempat (07:30 WIB), kata Rumah Sakit Universitas Nasional Busan.

Bunuh diri, yang pertama dilakukan pemimpin Korsel modern, mengejutkan negara itu. Warga Korsel berkumpul di depan layar televisi di stasiun utama kereta api Seoul dan di tempat lain menonton tayangan-tayangan berita.

“Saya sangat terkejut,” kata Chun Soon-im,63 tahun dari Seoul. “Mereka mengatakan “benci dosa tapi bukan pelaku dosa, dan itulah yang saya rasakan. Investigasi harus dilanjutkan dan kami harus memperoleh kebenaran,tapi saya tidak dapat membantu merasakan rasa menyesal bagi pria itu dan mereka yang ditinggalkan.”

Roh, seorang mantan pengacara otodidak hak azasi yang mengangkat dirinya dari kemiskinan hingga mencapai kedudukan tertinggi negara itu, membanggakan diri pada catatannya yang bersih di sebuah negara yang mempunyai sejarah panjang korupsi. Dia bertugas sebagai presiden dari 2003 hingga 2008. Tapi kemudian dia dan keluarganya terjerat skandal suap yang berkembang beberapa pekan belakangan.

Bulan lalu, para jaksa negeri memeriksa Roh selama sekitar 13 jam mengenai adanya tuduhan-tuduhan bahwa dia menerima uang suap lebih 6 juta dolar AS dari seorang pengusaha Korsel ketika masih menjadi presiden, tuduhan-tuduhan yang sangat mempermalukannya. “Saya tidak dapat memperlihatkan wajah saya kepada rakyat. Saya menyesal karena mengecewakan anda,” kata Roh yang penuh emosional pada 30 April sebelum memberi keterangan kepada para jaksa.

Dia menyangkal semua tuduhan terhadap dirinya ketika diperiksa, kata jurubicara kejaksaan Cho Eun-sok. Roh mengakui pemilik pabrik sepatu lokal Park Yeon-cha memberikan uang kepada istrinya 1 juta dolar AS tapi berpendapat itu bukan uang suap. Dia juga mengatakan dia mengetahui Park memberikan 5 juta dolar kepada sanak keluarga lain tapi mengatakan dia mengira itu merupakan investasi. Para jaksa mencurigai uang sebesar 6 juta dolar AS akhirnya disampaikan kepada Roh.

Surat

Pengacaranya, Moon Jae-in, mengumumkan pada suatu taklimat, dan mengatakan Roh meninggalkan surat bunuh diri "singkat" buat keluarganya. Rumah Sakit Universitas Nasional Pusan di kota kecil yang berdekatan juga mengumumkan bahwa Roh segera dibawa ke ruang darurat pukul 08:13 waktu setempat dan meninggal pukul 09:30 akibat luka bagian luar kepala. Polisi sedang menyelidiki apakah Roh, yang memangku jabatan presiden 2003-2008, benar meninggal karena bunuh diri.

Seorang mantan pembantunya mengatakan, mantan pemimpin Korsel tersebut melompat dari batu setelah meninggalkan surat bunuh diri. "Mantan presiden Roh jatuh dari gunung. Ia dibawa ke rumah sakit tempat beberapa dokter mengatakan ia tewas setibanya di rumah sakit," kata jurubicara Departemen Polisi Nasional.(AP/hr)

0 komentar:

photo

GlitterFly.com - Customize and Share your images