Gaza – infopalestina: -Hari kelam dan berdarah yang belum pernah terjadi di Palestina sejak 41 tahun terakhir akibat serangan militer Zionis Israel yang tak berhenti hingga berita ini ditulis. Selama sehari itu, Sabtu (27/12) ada 230 orang Palestina gugur syahid dan sekitar 750 lainnya luka-luka, 200 diantaranya terluka serius.
Lebih dari seratus pesawat tempur jenis F16 milik Israel, Sabtu siang terus melakukan serangan udara ke seluruh wilayah Jalur Gaza dengan target 50 sasaran. Serangan ini bersamaan dengan terputusnya aliran listrik ke Jalur Gaza, berbagai jenis obat-obatan langka di rumah-rumah sakit, bahan bakar habis dan suplai makanan juga mengalami kelangkaan.
Direktur Umum ambulans dan emergensi di Gaza, Muawiyah Husnin, menegaskan bahwa jumlah syahid mencapai 230 orang dan sekitar 750 lainnya terluka, 200 diantaranya terluka serius. Ia menjelaskan bahwa mayoritas korban adalah dari kalangan sipil, wanita dan anak-anak. Namun sumber-sumber lain memperkirakan jumlah syahid bisa mencapai 350 orang.
Muawiyah mengatakan disana masih ada 15 syahid yang tidak dikenali identitasnya yang disebar di sejumlah klinik di Gaza. Ada 80 syahid, tambah Muawiyah, tiba di rumah sakit dalam keadaan tak utuh. Sementara puluhan korban lainnya masih berada dibawah reruntuhan bangunan yang roboh akibat gempuran jahat Zionis Israel.
Masih lanjut Muawiyah, jumlah syahid ini bertambah akibat korban yang tertimpah reruntuhan bangunan mulai ditemukan. Ia menegaskan serangan udara Zionis Israel, masih berlangsung hingga pagi dini hari ini waktu setempat, Ahad (28/12).
Kepala emergensi ini mengisyaratkan langkanya obat-obatan dan pertolongan pertama bagi korban berikut bahan-bahan operasi bagi korban yang memerlukan operasi cepat juga langka. Untuk itu, ia menghimbau negara-negara Arab dan persatuan-persatuan dokter untuk mengirim obat-obatan langsung ke Jalur Gaza. (AMRais)
sumber: infopalestina.com
Mari kita do’akan saudara-saudari kita di Palestina, di jalur Gaza, agar Allah menerima mereka sebagai kekasih-kekasih Allah di jannah-Nya, serta membalas kedzaliman Israel dengan Kebesaran-Nya dan Kekuasaan-Nya … kita bantu yang kita bisa … Do’a, Dana, Dukungan kemerdekaan dan pembebasan . Allah kan membalasa setiap perbuatan hamba_Nya walopun sekecil dzarrahpun , entah itu kebaikan ato keburukan …..
READ MORE...
Minggu, 24 Mei 2009
Islam terluka di Gaza
Malu suap, bunuh diri
SEOUL, KOMPAS.com — Mantan Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun tidak dapat bertahan hidup setelah terjatuh saat melakukan pendakian gunung di wilayah asalnya Gimhae, Sabtu (23/5). Salah satu pejabat Badan Kepolisian Nasional Korea Selatan yang tidak ingin disebutkan namanya menjelaskan, Roh Moo-hyun mengalami pendarahan parah di kepala dan mengembuskan napas terakhir saat dilarikan dari Gimhae ke sebuah rumah sakit di kota Busan, selatan Korea Selatan.
Mantan Presiden Korea Selatan (Korsel) Roh Moo-hyun, seorang reformis yang dipermalukan oleh skandal korupsi yang menodai citranya sebagai politisi “bersih”, terjun hingga menemui ajalnya ketika mendaki gunung di belakang rumahnya di pedesaan bagian selatan Korsel, kata pengacaranya. Dia tutup usia 62 tahun dengan meninggalkan sepucuk surat untuk keluarganya.
Roh mendaki gunung di desa Bongha ketika terjun ke jurang yang terjal sekitar pukul 06:40 waktu setempat Sabtu (23/5) atau sekitar (06:40 WIB) Sabtu, kata pengacara Moon Jae-in kepada para wartawan di kota Busan. Dalam sebuah catatan sebelum bunuh diri yang ditinggalkannya untuk keluarganya, Roh mengatakan hidup “sulit” dan meminta maaf karena dia membuat “terlalu banyak orang menderita,” demikian bunyi sebuah laporan televisi.
Dia dilarikan ke rumah sakit tempat dia dinyatakan meninggal akibat cedera di kepala sekitar pukul 09:30 waktu setempat (07:30 WIB), kata Rumah Sakit Universitas Nasional Busan.
Bunuh diri, yang pertama dilakukan pemimpin Korsel modern, mengejutkan negara itu. Warga Korsel berkumpul di depan layar televisi di stasiun utama kereta api Seoul dan di tempat lain menonton tayangan-tayangan berita.
“Saya sangat terkejut,” kata Chun Soon-im,63 tahun dari Seoul. “Mereka mengatakan “benci dosa tapi bukan pelaku dosa, dan itulah yang saya rasakan. Investigasi harus dilanjutkan dan kami harus memperoleh kebenaran,tapi saya tidak dapat membantu merasakan rasa menyesal bagi pria itu dan mereka yang ditinggalkan.”
Roh, seorang mantan pengacara otodidak hak azasi yang mengangkat dirinya dari kemiskinan hingga mencapai kedudukan tertinggi negara itu, membanggakan diri pada catatannya yang bersih di sebuah negara yang mempunyai sejarah panjang korupsi. Dia bertugas sebagai presiden dari 2003 hingga 2008. Tapi kemudian dia dan keluarganya terjerat skandal suap yang berkembang beberapa pekan belakangan.
Bulan lalu, para jaksa negeri memeriksa Roh selama sekitar 13 jam mengenai adanya tuduhan-tuduhan bahwa dia menerima uang suap lebih 6 juta dolar AS dari seorang pengusaha Korsel ketika masih menjadi presiden, tuduhan-tuduhan yang sangat mempermalukannya. “Saya tidak dapat memperlihatkan wajah saya kepada rakyat. Saya menyesal karena mengecewakan anda,” kata Roh yang penuh emosional pada 30 April sebelum memberi keterangan kepada para jaksa.
Dia menyangkal semua tuduhan terhadap dirinya ketika diperiksa, kata jurubicara kejaksaan Cho Eun-sok. Roh mengakui pemilik pabrik sepatu lokal Park Yeon-cha memberikan uang kepada istrinya 1 juta dolar AS tapi berpendapat itu bukan uang suap. Dia juga mengatakan dia mengetahui Park memberikan 5 juta dolar kepada sanak keluarga lain tapi mengatakan dia mengira itu merupakan investasi. Para jaksa mencurigai uang sebesar 6 juta dolar AS akhirnya disampaikan kepada Roh.
Surat
Pengacaranya, Moon Jae-in, mengumumkan pada suatu taklimat, dan mengatakan Roh meninggalkan surat bunuh diri "singkat" buat keluarganya. Rumah Sakit Universitas Nasional Pusan di kota kecil yang berdekatan juga mengumumkan bahwa Roh segera dibawa ke ruang darurat pukul 08:13 waktu setempat dan meninggal pukul 09:30 akibat luka bagian luar kepala. Polisi sedang menyelidiki apakah Roh, yang memangku jabatan presiden 2003-2008, benar meninggal karena bunuh diri.
Seorang mantan pembantunya mengatakan, mantan pemimpin Korsel tersebut melompat dari batu setelah meninggalkan surat bunuh diri. "Mantan presiden Roh jatuh dari gunung. Ia dibawa ke rumah sakit tempat beberapa dokter mengatakan ia tewas setibanya di rumah sakit," kata jurubicara Departemen Polisi Nasional.(AP/hr)
READ MORE...
Sabtu, 23 Mei 2009
Aktor T.O.P
Dude Harlino (lahir di Jakarta, 2 Desember 1980; umur 28 tahun; atau akrab disapa nama Dude) adalah seorang pemeran Indonesia. Dude mulai dikenal publik sekitar tahun 2005 setelah membintangi sinetron Cincin yang diminati banyak orang. Setelah itu nama Dude pun makin berkibar di Tanah Air Indonesia, karena banyaknya tawaran dalam sinetron yang kerap ia perankan.
Dude Harlino adalah aktor sinetron dan film layar lebar kelahiran Jakarta, 2 Desember 1980. Peran terkenalnya, saat turut mendukung DI SINI ADA SETAN, baik versi sinetron maupun layar lebarnya, bersama Ririn Dwi Arianty.
Pria yang memiliki hobby membaca ini, dalam perjalanan karirnya telah membintangi sinetron DI SINI ADA SETAN (DADS), CINCIN, KISAH ADINDA, JANJI, SURGA-MU, PINTU HIDAYAH, BUNGA DI TEPI JALAN, MAHA CINTA, JANJI, KAKAK IPARKU 17 TAHUN dan AISYAH. Selain juga bersama Naysila Mirdad mendukung sinetron sukses INTAN.
Dude sendiri, saat ini menjalin hubungan dengan perempuan bernama Citra Trianita, yang saat ini tengah belajar di Australia. Perempuan tersebut konon dipertemukan oleh sahabat dekatnya, Ririn Dwi Arianty.
Penampilan gemilangnya dalam beberapa sinetron membuat Dude Herlino sukses menyabet gelar aktor favorit Panasonic Award 2007.
Kembali di ajang Panasonic Award 2008, Dude masuk nominasi dalam kategori Aktor Terbaik.
Aktor yang laris sebagai pemain sinetron ini, kembali bermain sinetron stripping. Setelah bermain di sinetron Ramadhan, AQSO & MADINA, Dude kembali bermain di sinetron kejar tayang, NIKITA.
Sadar bahwa karirnya di dunia entertainment tak selamanya bisa dibuat sandaran hidupnya, Dude mulai melirik dunia bisnis. Bersama kakak kandungnya, mendirikan sekolah akting yang diberi nama Dayo Acting Training. Dude sendiri kadang kala di sela-sela waktunya memberikan kuliah tamu di sanggar tersebut.
READ MORE...
Spintes tentang Om Goo..
Anda sekalian tentunya telah sering kali mengunjungi Om Goo. Atau yang sering disebut dengan GOOGLE. Google Inc. (NASDAQ: GOOG dan LSE: GGEA) merupakan sebuah perusahaan publik Amerika Serikat, berperan dalam pencarian Internet dan iklan online. Perusahaan ini berbasis di Mountain View, California, dan memiliki karyawan berjumlah 19.604 orang (30 Juni 2008)[3][4] Filosofi Google meliputi slogan seperti "Don't be evil", dan "Kerja harusnya menatang dan tantangan itu harusnya menyenangkan", menggambarkan budaya perusahaan yang santai.
Google didirikan oleh Larry Page dan Sergey Brin ketika mereka masih mahasiswa di Universitas Stanford dan perusahaan ini merupakan perusahaan saham pribadi pada 7 September 1998. Penawaran umum perdananya dimulai pada tanggal 19 Agustus 2004, mengumpulkan dana $1,67 milyar, menjadikannya bernilai $23 milyar. Melalui berbagai jenis pengembangan produk baru, pengambil alihan dan mitra, perusahaan ini telah memperluas bisnis pencarian dan iklan awalnya hingga ke area lainnya, termasuk email berbasis web, pemetaan online, produktivitas perusahaan, dan bertukar video.
Daftar isi
READ MORE...
Suster yang mulia
Namanya Rabiah. Profesinya tenaga medis. Dia dijuluki "Suster Apung" karena hampir setiap hari -- berjam-jam -- menerjang ombak dengan perahu tradisional, dari pulau ke pulau. Separuh dari usianya yang 48 tahun dia dedikasikan untuk mengabdi pada penduduk di pulau-pulau di Laut Flores, Sulawesi Selatan. Pernah bersama beberapa orang pulau, ibu empat anak ini terdampar di pulau karang yang tak berpenghuni.
Beberapa di antara mereka sudah mulai putus asa dan berniat meninggalkan pulau dengan rakit buatan. Di tengah rasa putus asa, mereka menulis pesan di atas beberapa tempurung kura-kura lalu dihanyutkan ke laut. Tuhan maha besar. Salah satu tempurung itu ditemukan warga pulau. Maka selamatlah mereka. "Sebagai perawat, saya sebenarnya bisa kena malpraktek," ungkapnya jujur. Pasalnya, suatu hari, akibat keterbatasan obat-obatan Rabiah terpaksa memberikan cairan infus yang sudah kadaluarsa kepada seorang penduduk yang sedang sekarat. "Alhamdulilah orang itu masih hidup sampai sekarang," ujarnya. Kisah Suster Apung merupakan satu dari lima finalis kompetisi film dokumenter Eagle Award yang diselenggarakan Metro TV. Dengan tema "Selamatkan Indonesiaku", kelima film karya anak-anak muda ini mengangkat kisah orang-orang yang pantang menyerah pada keterbatasan di sekitar mereka dan terus berjuang untuk bisa bertahan dan berguna bagi masyarakat sekitarnya. Film lainnya bercerita tentang anak-anak pendorong lori di atas rel kereta yang sudah tidak terpakai, di daerah Kota, di Jakarta Pusat. Mereka memanfaatkan rel yang mati itu untuk bertahan hidup dengan membuat gerobak angkutan yang didorong tenaga manusia. "Cita-cita saya ingin jadi supir. Kelihatannya gagah. Bisa naik kijang, naik mobil boks, pokoknya hebat," ujar Wanto, salah satu dari anak-anak itu. Kick Andy kali ini mencoba menghadirkan langsung tokoh-tokoh dalam film dokumenter itu. Termasuk Solikin, yang dituding gila oleh warga desanya karena hendak "menguruk laut". Tapi perjuangannya kini menghasilkan 400 hektar tanah tambak dan hutan mangroe serta mampu mengatasi ancaman abrasi yang terjadi di sepanjang Pantai Utara Jawa. Begitu juga kisah tentang Asmoredjo yang bersama teman-temannya sesama petani lebih suka menjadi penggali fosil. Bersama tiga temannya, Asmoredjo diam-diam menggali fosil dan hasil temuannya dijual ke penadah gelap dengan harga yang lebih tinggi dari yang ditawarkan pihak museum. "Penduduk lebih suka jual ke penadah karena selain harga lebih tinggi, bayarannya juga langsung. Kalau ke museum murah dan pembayarannya lama," ujar lelaki yang tidk bisa berbahsa Indonesia ini. Sebuah dilema bangsa Indonesia karena lokasi penggalian berada di situs yang dilindungi dan oleh UNESCO ditetapkan sebagai World Heritage atau Warisan Dunia. Cerita yang tak kalah menarik datang dari Kepulauan Maya-Karimata, Kalimantan Barat. Ini kisah tentang Diana, seorang dokter muda berusia 25 tahun, yang bertugas sebagai dokter Pegawai Tidak Tetap (PTT), yang ditugaskan membantu masyarakat di sekitar kepulauan tersebut. Diana harus menghadapi tantangan karena masyarakat masih lebih percaya dukun ketimbang dokter. Belum lagi penyakit malaria ganas yang pernah membuat para dokter yang bertugas di sana menjadi "gila". Tak heran jika sembilan tahun daerah itu tidak memiliki dokter.
READ MORE...
GOLPUT bukanlah suatu solusi !
Pemilu 2009 dan dampaknya, Akankah Pemilu 2009 ini berdampak positif bagi masa depan Indonesia ? Terlebih dulu kita harus menyadari bahwa pemilu demi pemilu pasca-Soeharto telah membawa perubahan positif yang cukup banyak bagi Indonesia.
Dalam pemilu kali ini, tercatat ada ratusan ribu caleg yang memperebutkan 18.442 kursi, terdiri dari 15.750 kursi DPRD kota/kabupaten, 1.998 kursi DPRD provinsi, 560 kursi DPR, 132 kursi DPD serta masing-masing satu kursi presiden dan wakil presiden.
Di medan pertarungan 9 April 2009 nanti ratusan ribu idola itu akan ditentukan nasibnya oleh sekitar 171 juta penentu, yakni rakyat Indonesia,yang tersebar di 611.636 Tempat Pemungutan Suara (TPS).
“Hal lain yang perlu diperhatikan adalah soal teknis pemberian suara, kali ini kita harus mencontreng bukan mencoblos seperti dalam Pemilu 2004 akan tetapi jika ada yang mencoblos, itu akan dianggap sebagai suara yang sah. Alasannya, karena ini masih transisi dari pemilu yang lalu”. Ucap Dr.Victor Silaen,MA (Calon DPD RI) pada acara Seminar Pencerahan Politik di Gedung Annex.
Pemilu 2009 sangat penting kalau orang tidak mengatakan penting berarti tidak bisa mengharapkan nasib bangsa, golput merupakan ancaman, Cermati caleg anda kalau dia memang berkualitas, mempersentasikan partai yang baik, tetapi dia berjuang di dalam partainya untuk menjadi orang baik. Pilihlah suara anda kesana.
READ MORE...
Saling berbalas pantun
Perang pernyataan antara capres Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan capres Partai Golkar (PG) Jusuf Kalla (JK) belum berhenti. Sehari setelah SBY mengeluarkan pernyataan ‘Jangan Takabur’, JK langsung memberikan balasan atas pernyataan itu.
Usai bertemu dengan Ketua Umum (Ketum) PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, Senin (11/5), JK mengatakan, apa yang disampaikannya tentang ‘lebih cepat lebih baik’ bukanlah sikap takabur atau sombong. Menurutnya, hal itu justru merupakan perintah agama.
”Fastabiqul artinya berlomba-lomba, sama artinya dengan lebih cepat. Sementara itu, khairat artinya lebih baik. Jadi, fastabiqul khairat itu lebih cepat lebih baik,” kata JK.
Dengan begitu, apa yang disampaikannya tentang lebih cepat lebih baik bukanlah takabur. Fastabiqul khairat kebetulan juga merupakan motto Muhammadiyah. ”Insya Allah tidak akan takabur. Dan, kita tidak memberi dosa kepada siapa pun.”
Pernyataan serupa disampaikan Wiranto. Ia atau JK tak ingin takabur lantaran semuanya diserahkan kepada Allah SWT. Pasangan ini hanya bekerja keras untuk mendapatkan kepercayaan rakyat dengan slogan itu. ”Ini berpulang kepada rakyat yang memberikan mandat,” ujarnya.
Slogan lebih cepat dan lebih baik ini, tegas Wiranto, merupakan ekspresi karakter berdua yang ingin membangun bangsanya. ”Mohon maaf kalau ada yang tersinggung. Dengan segala kerendahan hati, kami tak berniat menyinggung,” tuturnya.
Wakil Ketua Umum DPP PG, Agung Laksono, mengimbau SBY dan JK agar tetap akur hingga masa jabatan mereka selesai. ”Saya mengimbau keduanya jangan seperti itu. Karena, itu membuat iklim pemilu ini menjadi tidak kondusif,” kata Agung. Keduanya, lanjut Agung, seharusnya tetap berhubungan baik, paling tidak sampai masa jabatan mereka selesai.
Yang diperlihatkan SBY dan JK selama ini, kata dia, adalah sebuah bentuk ketegangan. ”Bagi masyarakat, dampak ketegangan tersebut tidak baik,” katanya. Karena, keduanya, kata dia, adalah pemimpin negara yang seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat Indonesia.
sbyjkHubungan keduanya memang menjadi sorotan setelah terlihat saling menyindir di media massa. Semalam, SBY secara tersirat membalas apa yang dilontarkan JK yang menyinggungnya soal bagaimana seharusnya seorang pemimpin, yaitu tegas, cepat mengambil keputusan, dan tidak boleh ragu. SBY mengungkapkan agar tidak menyebutnya tidak bisa ini, tidak bisa itu, karena hal tersebut adalah sifat takabur.
Hal ini diakui oleh Agung. Menurut Agung, hal itu tidak bisa dimungkiri, mengingat keduanya akan bersaing dalam pilpres nanti. ”Itu memang tidak bisa dihindari.”
Tak perlu reaktif
Pengamat politik IndoBarometer, M Qodari, menilai, slogan lebih cepat, lebih baik sebaiknya tak disikapi reaktif. ”Ini adalah bagian dari kampanye sehingga sebaiknya jawaban atas pernyataan tersebut juga didudukkan dalam konteks kampanye pula. Yang penting, tidak memakai bahasa kasar,” katanya.
Pengamat politik UI, Arbi Sanit, juga menyarankan SBY agar tak perlu reaktif. Tapi, dia menilai, apa yang dilakukan SBY sudah tepat. ”Tindakan SBY adalah untuk memberikan jawaban yang diinginkan orang-orang yang tidak punya daya analisis terhadap pernyataan JK tersebut,” katanya.
Ketua Bappilu PG, Burhanuddin Napitupulu, melihat SBY terlalu reaktif. ”Kalau kita kampanye, misalnya, katakan kita ini siapa. Memuji diri sendiri kan boleh-boleh saja. Yang tidak boleh itu adalah menjelek-jelekkan orang lain,” kata politikus yang biasa disapa Burnap tersebut.
Menurutnya, pidato JK masih dalam batas kewajaran. Tidak seperti model kampanye di Amerika Serikat (AS) yang sampai mengungkap kehidupan pribadi capres lainnya. ”Kalau saya mengatakan orangnya cepat, apa itu salah?” tanya Burnap.
READ MORE...
Peran Seorang Wanita
Sejak dahulu tugas seorang ibu di Negara kita adalah mengurus rumah tangga dan membesarkan anak-anaknya. Ibu tidak dibebani oleh berbagai pekerjaan diluar rumah yang sifatnya berkaitan dengan menghidupi keluarga, mengurus urusan kemasyarakatan dan sebagainya. Urusan mencari nafkah dan urusan lainnya diluar rumah adalah kewajiban seorang Bapak atau kepala keluarga.
Sebagian masyarakat kita sampai sekarangpun masih ingin mempertahankan kedudukan kaum ibu hanya sebagai ibu rumah tangga. Dengan berbagai argument mereka tidak setuju kaum wanita bekerja diluar rumah untuk turut mencari nafkah. Menurut pandangan mereka mencari nafkah cukuplah kaum peria saja, dan kaum wanita tinggal di rumah mengasuh anak dan mengurus rumah tangga. Cukup tidaknya biaya hidup adalah kewajiban Bapak mencarinya dan kewajiban ibu mengaturnya supaya tidak kurang.
Tetapi pro dan kontra tentang peranan kaum wanita sudah lama berlangsung. Banyak pula yang menghendaki supaya ibupun berperan ganda. Disamping sebagai pengasuh anak, ibu turut bertanggung jawab terhadap perekonomian keluarga. Wanita supaya bisa mandiri, tidak terlalu bergantung kepada kaum Bapak. Potensi wanita memang memungkinkan bisa dimanfaatkan untuk turut berpartisipasi dalam pembangunan yang lebih luas, berpartisipasi membangun Negara dan bangsa.
Tuntutan terhadap perubahan peran kaum ibu bukan saja datang dari kaum pria yang ingin dibantu, malahan tuntutan itu berawal dari kaum ibu sendiri, yaitu ingin mendapatkan persamaan derajat yang lebih dikenal dengan istilah emansipasi. Kaum wanita melalui pelopornya seperti R. A. Kartini, Raden Dewi Sartika dan lain-lain, merupakan pejuang emansipasi yang gigih. Sebenarnya perjuangan kaum wanita Indonesia untuk persamaan hak dengan kaum pria sudah berlangsung lama sebelum proklamasi kemerdekaan. Kita mengenal para pahlawan nasional yang sudah berjuang bersama-sama kaum pria dalam menentang penjajah seperti ; Tjut Nya Dien di Aceh, Cristina Tiahohu di Maluku dan masih banyak lagi yang lainnya. Mereka itu merupakan pejuang persamaan hak yang tercatat dalam sejarah bukan saja di Indonesia, tetapi di akui dunia.
Akibat pergeseran tugas kaum wanita, maka pekerjaan wanita sebagai ibu rumah tangga banyak yang terpaksa harus digantikan oleh orang lain, misalnya pembantu. Padahal sebetulnya ada beberapa pekerjaan , umpamanya mengurus anak, tidak mudah digantikan orang lain. Kasih saying seorang pembantu tentu tidak mungkin sama dengan kasih saying ibu.
Untuk itu seorang ibu yang terpaksa bekerja diluar rumah dituntut agar pandai mengatur waktu dan membina hubungan dengan anak-anak dan suami. Keterampilan ibu memanfaatkan waktu dan kemampuannya membina hubungan ini akan tampak dari lancarnya karir dan mulusnya urusan rumah tangga. Karena bagaimanapun seorang wanita tidak boleh meninggalkan kodratnya sebagai seorang ibu.
READ MORE...
Rabu, 20 Mei 2009
Lagi-lagi HAM !
Pada hari Senin, 18 Mei 2009 Siti Khoiyaroh (4,5 tahun) menghembuskan nafas terakhir. Bocah kecil anak dari pedagang kaki lima Bakso akhirnya meninggal setelah seminggu dirawat di Ruma Sakit DR Soetomo Surabaya. Siti Khoiyarohh meninggal setelah pada tanggal 11 Mei 2009 tubuhnya tersiram kuah bakso mendidih akibat ibunya lari menghindari segerompolan petugas Satpol PP di kawasan Boulevard WTC. Tidak kurang dari 67% tubuh mungil bocah ini dipenuhi luka siraman kuas bakso mendidih, dari kepala, badan, tangan dan kaki.
Siti Khoiyaroh meninggal karena karena mengalami gagal organ multiple atau gagal multi organ setelah mengalami luka bakar 67 persen akibat arogansi Satpol PP di Jalan Boulevard WTC (Foto: Detik.com)
Selama seminggu pula Khoiyaroh merasa penderitaan sakit yang luar biasa dimana ia mengalami kegagalan fungsi sistem tubuh kompleks. Jantung, paru, dan ginjal korban tidak dapat berfungsi akibat luka bakar yang cukup serius. Pada hari naas itu, kebetulan Siti ikut ibunya, Ny. Sumarih, menjual bakso untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari di tempat yang dilarang oleh Pemkot Surabaya. Dan pada hari naas itu, Ayah Siti tidak menjual bakso dan digantikan oleh ibunya.
Sungguh sedih ketika saya melihat reka ulang animasi kronologi tersiramnya Siti oleh kuah bakso mendidih di salah satu stasiun TV. Ketakutan gerobak yang menjadi sumber mata pencahairan akan disita dan dihancurkan oleh satpol PP, maka Ibunya menaikan Hoiyaroh diatas gerobak dan barlari dari kejaran segerompolan satpol PP. Yang akhirnya, gerobak jatuh, Haiyaroh ikut jatuh, dan setelah jatuh tubuhnya tersiram kuah bakso mendidih. Dan begitu sedih juga luka yang dirasakan oleh kedua orang tua Siti. Atas kejadian ini pemkot Surabaya akan menanggung seluruh biaya perawatan rumah sakit dan memberikan santunan Rp 6 juta. Dan kepala komandan satpol PP sudah ditahan sebagai tersangka. Dan saya cukup bisa menerima tatkala secara spontan komandan satpol PP langsung meminta maaf dan merasa menyesal. Maaf dan penyesalan merupakan tindakan yang cukup terhormat bagi komandan satpol tatkala para pejabat publik terhormat jika mereka berbuat salah hampir tidak pernah mengaku bersalah apalagi minta maaf. Terima kasih minimal pak Satpol telah menunjukkan sikap bertanggungjawab.
GB
Jenazah Siti Khoiyaroh dibaringkan bersama boneka kesayangannya di RSU dr Soetomo, Surabya (18/5).
Foto: Detik.com
*******
Tentunya, uang 6 juta atau penahanan tersangka komandan satpol PP bukan merupakan solusi yang paling tepat untuk Siti dan kedua orang tuanya. Sudah berkali-kali kejadian ini terjadi, yang intinya kembali ke permasalahan paling mendasar yakni “dapur harus tetap berasap“. Mandegnya ekonomi di level bawah dan jalan pintas telah menjadi pilihan masyarakat miskin, terlebih minimnya kualitas dari pendidikan serta lemahnya peran pemerintah dalam memberdayakan potensi masyarakat kecil. Paradigma hidup di desa atau menjadi petani tidak bisa sejahtera harus diubah. Kedepan sangat diharapkan baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah giat meningkatkan lapangan kerja di sektor pertanian, perkebunan, industri pengolahan serta infrastruktur pendukungnya.
Ketimpangan perlakuan antara masyarakat miskin dan penguasa sangatlah timpang. Pembangunan Mall-Mall didekat kota tentu akan mematikan usaha para pedagang kecil. Pendirian Buddha Bar yang jelas-jelas melanggar peraturan justru diizinkan. Para obligor, bankir yang melalukan penyelewangan dana rakyat justru dibiarkan bahkan disambut di istana. Ketika menghadapi masyarakat kecil yang tidak tertib, aparat menyambut dengan pentungan. Tapi ketika menghadapi penguasa yang korup, justru dengan mobil VIP. Oke..kita tidak usah lagi berbicara panjang lebar….
Yang penting, bagi Siti Khoiyaroh semoga do’a sebagian besar rakyat Indonesia mengiringmu agar tenang dan bahagia di sisi-Nya. Bagi ayah dan ibu Siti, kami berdo’a semoga tabah menghadapi ini, dan semoga semua terdekat dapat memberikan dorongan baik moril maupun materil. Dan bagi pemerintah beserta satpol PP, mari berbenah diri, dorong solusi ekonomi merakyat tidak sekadar rapat dan koalisi membangun pusat perbelanjaan hanya untuk pemilik modal semata. Mari untuk saling berintrofeksi diri dan saling berbenah diri. Semoga kejadian seperti kericuhan dan “stempel ” menakutkan rakyat kecil terhadap satpol PP akan tereliminasi. Dan juga baik korban maupun satpol PP sebenarnya juga “korban” dari “sistem”.
Semoga….semoga…
Selamat Jalan Dik..Khoiyaroh
READ MORE...
Pendidikan Now..
Perkembangan kebijakan pendidikan di Indonesia tidak lepas dari sejarah berdirinya pendidikan di Indonesia. Pada 1607, VOC mendirikan sekolah pertama di Ambon dan pada 1940 jumlah anak pribumi yang memasuki sekolah mencapai 2.200.000 orang.
Namun, saat pemerintahan Jepang memegang kendali, jumlah anak Indonesia yang berusia sekolah, kemudian mengikuti pendidikan, kian sedikit. Ditambah lagi mutu pendidikan yang tersedia juga makin merosot. Tentu, pada zaman kemerdekaan semangat pemerintah dan rakyat masih sangat tinggi untuk membangun pendidikan, namun potensi dan kemampuan terbatas, sehingga pendidikan dilaksanakan tanpa komitmen mutu. Pada gilirannya, hal ini terlihat pada program Wajib Belajar 6 Tahun dan Wajib Belajar 9 Tahun yang masih mengabaikan mutu pendidikan karena masih menitikberatkan pada pertumbuhan kuantitatif.
Setelah sukses melaksanakan program Wajib Belajar 6 Tahun dengan pencapaian angka partisipasi kasar (APK) yang tinggi, pencapaian APK untuk SLTP yang sudah mencapai angkat 74% terpaksa melorot, demikian juga dalam hal mutu yang makin melorot. Mutu pendidikan di Indonesia sangat tertinggal dari negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, bahkan Thailand.
Lahirnya Undang-Undang (UU) No 20 Tahun 1999 yang memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pendidikan, merupakan tonggak baru penyelenggaraan pendidikan. Dengan undang-undang ini kebijakan pendidikan berubah, yang tadinya otoritas penyelenggaraan pendidikan berada di tangan pemerintah pusat, sekarang otoritas tersebut berada di tangan pemerintah daerah.
Namun, penyerahan wewenang pengelolaan pendidikan ke daerah belum menjawab tuntutan peningkatan mutu pendidikan. Menurut United Nations Development Programme (UNDP), indikator HDI dapat menjadi patokan, yaitu longevity (kesehatan, tingkat harapan hidup), knowledge (pendidikan, melek huruf orang dewasa dan perbandingan penerimaan siswa), dan decent standard of living (pendapatan per kapita) dan pada ketiga indikator itu Indonesia masih jauh tertinggal. ***
Menyadari rendahnya mutu pendidikan dan pentingnya upaya peningkatan mutu pendidikan, penulis tertarik membuat analisis kebijakan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Menteri Pendidikan Nasional) dan undang-undang yang mendasarinya pada rentang waktu 1988-2004.
Permasalahan pendidikan yang dihadapi Pemerintah Indonesia memang sangat kompleks. Selain menyediakan pendidikan bagi penduduk usia belajar yang jumlahnya begitu besar, kita menghadapi perubahan dan perkembangan teknologi dan informasi yang begitu deras, yang tidak diimbangi peningkatan mutu sumber daya pembelajaran, termasuk dalam hal peningkatan mutu guru, kurikulum, alat pembelajaran, dan lainnya.
Ketertinggalan dalam hal mutu sumber daya pembelajaran ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah. Melihat kompleksnya isu pendidikan yang dihadapi pada Abad- 21 ini dan yang sedang dihadapi Indonesia saat ini, diperlukan kajian terhadap sistem pendidikan di Indonesia beserta kebijakan yang mendukungnya.
Kebijakan pemerintah yang perlu dikaji adalah kebijakan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri, serta keputusan direktur jenderal. Banyak permasalahan pendidikan yang dapat diidentifikasi dari masalah yang disebabkan oleh kebijakan pendidikan yang ada, termasuk isu-isu pendidikan yang berkembang.
Kelemahan peningkatan pendidikan yang telah dilaksanakan pada periode 1988-2004 terletak dari sudut pandang pengelolaan pendidikan. Pendidikan membutuhkan proses yang panjang, bukan hanya target-target instan yang tak akan bertahan dalam jangka panjang. Tujuan pendidikan yang terdapat dalam undang-undang tidak dapat dilaksanakan dengan sudut pandang pragmatis atau realistis.
Mutu pendidikan di Indonesia tidak akan dapat melampaui mutu pendidikan negara lain, atau tujuan pendidikan nasional tidak akan dapat dicapai tanpa perencanaan jangka panjang dan jangka menengah yang berkesinambungan. ***
Tujuan pendidikan yang demikian ideal selama ini tidak pernah dengan sungguh-sungguh diterjemahkan secara operasional. Kurikulum yang dirancang dan dilaksanakan secara relevan, efisien, dan efektif akan mampu mendukung terlaksananya fungsi pendidikan nasional untuk mencerdaskan bangsa dan memajukan budaya nasional. Peningkatan mutu pendidikan dari segi pelayanan pembelajaran belum disentuh.
Pergantian era kepemimpinan menteri pendidikan tidak mampu membawa peningkatan pelayanan pendidikan yang bermuara pada peningkatan mutu. Rasio siswa dalam satu kelas tidak pernah menurun. Rasio siswa dari jenjang SD hingga SMA masih di atas 25 orang, bahkan di tingkat SMP dan SMA berada pada kisaran 40 orang. Angka ini masih jauh dari tuntutan penyediaan pendidikan yang berkualitas.
Sekalipun pemerintah telah lama melakukan perluasan pendidikan, ternyata tidak berhasil menaikkan rasio siswa dalam satu kelas. Peningkatan mutu pendidikan dari segi input siswa. Tanpa kesehatan, nutrisi yang cukup, ketekunan, kehadiran yang tetap, dan dukungan rumah, kegiatan pembelajaran di kelas tidak akan efektif. Siswa harus mampu bertahan mengikuti pembelajaran selama jam pelajaran, sehingga harus didukung oleh nutrisi yang cukup.
Dari segi proses, peningkatan mutu pendidikan belum berjalan baik karena para guru dan tenaga pengajar lain masih lebih banyak berpendidikan di bawah S-1. Kebijakan penyelenggaraan pendidikan yang dilakukan selama ini masih dalam taraf meningkatkan kompetensi guru hingga D-2. Hal ini terjadi khususnya di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Dari segi mutu output pendidikan didapati bahwa selama ini tidak ada kriteria kelulusan berdasarkan hasil ujian, sehingga hampir semua peserta ujian memperoleh predikat tamat dan dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan selanjutnya. Dengan mengambil batas nilai 5,5 (asumsi) sebagai kriteria minimal kelulusan, berarti hanya 36,79% siswa SLTP yang lulus, sisanya memperoleh predikat tamat belajar. Dari paparan akademis, tingkat penguasaan materi pada umumnya sangat memprihatinkan. ***
Pada 2003 telah lahir UU No 20/2003 tentang Pendidikan Nasional. Undang-undang ini memang telah lebih komprehensif dan jelas menyatakan tentang standardisasi pendidikan dan peningkatan mutu. Namun karena operasionalisasi undang-undang ini memerlukan peraturan pemerintah, dan peraturan itu hingga 2004 belum selesai dibuat, maka keputusan menteri pendidikan nasional belum mengacu kepada undang-undang tersebut.
Dengan demikian, tuntutan peningkatan mutu pendidikan dan penerapan standar mutu penyelenggaraan pendidikan yang dinyatakan oleh UU tersebut belum dapat direalisasikan pada periode 1999-2004. Dalam kata lain, periode 1988- 2004, relevansi content peningkatan mutu pendidikan dalam kebijakan pendidikan dalam bentuk keputusan menteri pendidikan dan kebudayaan (1988-1999) dan keputusan menteri pendidikan nasional (1999- 2004) tergolong rendah.
Dalam hal ini kebijakan pendidikan yang ada belum mampu meningkatkan mutu pendidikan menembus pencapaian jangka pendek (output pendidikan) dan pencapaian jangka panjang (outcome pendidikan), apalagi mengungguli pencapaian mutu pendidikan negara tetangga.
Peningkatan mutu pendidikan selama ini masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan. Rendahnya mutu pendidikan ini disebabkan oleh banyak hal, antara lain mutu dan distribusi guru yang masih belum memadai, kurangnya sarana dan prasarana pendidikan, kurikulum yang kurang sesuai, lingkungan belajar di sekolah maupun dalam keluarga dan masyarakat belum mendukung.
READ MORE...
Jumat, 03 April 2009
Sejarah PMI
Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak masa sebelum Perang Dunia Ke-II. Saat itu, tepatnya pada tanggal 21 Oktober 1873 Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlands Rode Kruis Afdeling Indie (Nerkai), yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang.
Perjuangan untuk mendirikan Palang Merah Indonesia sendiri diawali sekitar tahun 1932. Kegiatan tersebut dipelopori oleh Dr. RCL Senduk dan Dr Bahder Djohan. Rencana tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia. Mereka berusaha keras membawa rancangan tersebut ke dalam sidang Konferensi Nerkai pada tahun 1940 walaupun akhirnya ditolak mentah-mentah. Terpaksa rancangan itu disimpan untuk menunggu kesempatan yang tepat. Seperti tak kenal menyerah, saat pendudukan Jepang, mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk kedua kalinya rancangan itu harus kembali disimpan.
Tujuh belas hari setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, yaitu pada tanggal 3 September 1945, Presiden Soekarno mengeluarkan perintah untuk membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Atas perintah Presiden, maka Dr. Buntaran yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan Republik Indonesia Kabinet I, pada tanggal 5 September 1945 membentuk Panitia 5 yang terdiri dari: dr R. Mochtar (Ketua), dr. Bahder Djohan (Penulis), dan dr Djuhana; dr Marzuki; dr. Sitanala (anggota).
Akhirnya Perhimpunan Palang Merah Indonesia berhasil dibentuk pada 17 September 1945 dan merintis kegiatannya melalui bantuan korban perang revolusi kemerdekaan Republik Indonesia dan pengembalian tawanan perang sekutu maupun Jepang. Oleh karena kinerja tersebut, PMI mendapat pengakuan secara Internasional pada tahun 1950 dengan menjadi anggota Palang Merah Internasional dan disahkan keberadaannya secara nasional melalui Keppres No.25 tahun 1959 dan kemudian diperkuat dengan Keppres No.246 tahun 1963.
Kini jaringan kerja PMI tersebar di 30 Daerah Propinsi / Tk.I dan 323 cabang di daerah Tk.II serta dukungan operasional 165 unit Transfusi Darah di seluruh Indonesia.
PERAN DAN TUGAS PMI
Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59.
Tugas Pokok PMI :
+ Kesiapsiagaan bantuan dan penanggulangan bencana
+ Pelatihan pertolongan pertama untuk sukarelawan
+ Pelayanan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat
+ Pelayanan transfusi darah ( sesuai dengan Peraturan Pemerintah no 18 tahun 1980)
Dalam melaksanakan tugasnya PMI berlandaskan pada 7 (tujuh) prinsip dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, yaitu Kemanusiaan, Kesukarelaan, Kenetralan, Kesamaan, Kemandirian, Kesatuan dan Kesemestaan.
READ MORE...
Jumat, 27 Maret 2009
About PMI
Masyarakat Bersama Palang Merah Peringati Hari Air Sedunia
Dunia memeringati Hari Air Sedunia pada 22 Maret lalu. Begitu juga dengan masyarakat di Nias. Bersama-sama Palang Merah Indonesia (PMI) dan Federasi Internasional (IFRC) Nias, sebanyak 300 masyarakat ikut andil dalam kampanye gerakan internasional ini. Dengan tema peringatan ”Air Bersama, Peluang Bersama”, masyarakat Nias di Kecamatan Lahewa dan Mandrehe dilibatkan dalam berbagai aktivitas seperti jalan santai ke sumber air bersih, kompetisi, dan promosi kesehatan melalui kuis serta permainan.
Kegiatan diawali dengan jalan santai menuju sumber air di Desa Afia, Kecamatan Lahewa. Dalam perjalanan berjarak 2,5 kilometer masyarakat peserta jalan santai membawa ember sambil menyerukan kalimat-kalimat untuk melindungi air. Sebagai simbol kepedulian mereka terhadap air yang semakin langka, mereka mengisi ember dengan air seperlunya dan diserahkan ke pihak SMAN 1 Lahewa.
“Air sudah semakin langka, jadi harus digunakan sebaik-baiknya,” kata Chalaini Zebua, Wakil Kepala Bidang Penanganan Bencana/Pelayanan Sosial dan Kesehatan PMI Cabang Nias. Ia juga berharap fasilitas mata air bisa dijaga bersama-sama oleh masyarakat.
Peringatan Hari Air Sedunia juga diramaikan dengan lomba membuat larutan gula-garam. Sedikitnya terdapat 15 ibu rumah tangga di Kecamatan Lahewa yang mengikuti kegiatan promosi kesehatan ini.
Peringatan Hari Air Sedunia di Kecamatan Mandrehe tidak kalah meriahnya. Disana masyarakat mendapatkan bantuan satu unit jaringan perpipaan air bersih dan dua buah sumur dari PMI dan IFRC. Nigel Ede selaku Kepala Sub Delegasi IFRC Nias saat menyerahkan bantuan ini menyampaikan kepada masyarakat betapa pentingnya menggunakan air bersih dan menjaga sumber air untuk hidup sehat.
Para staf PMI dan IFRC turut meramaikan kegiatan dengan menari Maena sebagai tarian daerah Mandrehe. Sambil menari para staf menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya air dan keberlangsungan sumber air untuk masa depan dalam bahasa daerah.
Sekitar 700 ribu masyarakat di Pulau Nias hidup dalam kondisi kekurangan air bersih dan minim akan kesadaran terhadap hidup bersih. Tim Air dan Sanitasi PMI dan IFRC menemukan kasus penyakit diare yang tinggi di masyarakat dalam masa pemulihan setelah tsunami dan gempa. Penyakit ini merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi anak-anak di bawah umur lima tahun di Indonesia.
Berbagai kegiatan peringatan ini merupakan salah satu bentuk advokasi yang dilakukan PMI dan IFRC kepada masyarakat untuk meningkatkan kepedulian untuk hidup bersih.
Inisiatif peringatan sendiri dicetuskan dalam Sidang Umum PBB ke 47 di Rio de Jeneiro, Brasil, tahun 1992. Tujuan dari perayaan ini adalah untuk menarik perhatian masyarakat akan pentingnya air bersih dan untuk menyadarkan pengelolaan sumber-sumber air bersih yang berkelanjutan. Hal ini menjadi penting, karena meskipun air meliputi 70% permukaan bumi dengan jumlah kira-kira 1,4 ribu juta kilometer kubik, namun hanya sebagian kecil saja dari jumlah ini yang dapat benar-benar dimanfaatkan, yaitu kira-kira hanya 0,003%.
READ MORE...